BERITA TERBARU HARI INI

BERITA TERBARU HARI INI

BERITA TERBARU HARI INI

BERITA TERBARU HARI INI

Muslim Harus Optimis! Sholat Tidak Khusyuk Saja Punya Nilai yang Tinggi Kata Gus Baha

BERITA TERBARU HARI INI – Muslim Harus Optimis! Sholat Tidak Khusyuk Saja Punya Nilai yang Tinggi Kata Gus Baha. Rukun Islam yang kedua ialah sholat. Setelah bersyahadat, maka musim wajib melaksanakan sholat lima waktu yakni Dzuhur, Asar, Maghrib, Isya dan Subuh.

Sebagai rukun Islam, sholat menduduki posisi yang sangat penting. Bahkan amal ibadah yang akan pertama kali dihisab di hari kiamat ialah sholat. Sebab sholat ini adalah tiang agama

Rasulullah SAW bersabda: “sholat itu tiang agama. Siapa yang mendirikannya berarti mendirikan agama. Siapa yang merobohkannya berarti merobohkan agama.”

Jadi, jikalau Islam diibaratkan sebagai bangunan, maka sholat ialah tiangnya. Tentu saja jikalau sebuah bangunan tidak ada tiangnya, maka tentu saja akan roboh dan tidak akan bermanfaat keberadaannya.

Namun, ketika kita melaksanakan ibadah sholat, terkadang fikiran kita kemana-mana sehingga menyebabkan sholat tidak khusyuk dan rasa-rasanya sulit untuk melaksanakan sholat dengan khusyuk. Atas hal tersebut, maka pertanyaannya ialah apakah sholat tidak khusyu ini tetap diterima Allah atau tidak?

Pertanyaan ini dijawab dengan gamblang oleh salah seorang ulama kharismatik asal Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. Menurut santri kesayangan Mbah Moen meskipun sholat tidak khusyu, akan tetapi tetap memiliki nilai yang tinggi.

Penjelas Gus Baha tentang Sholat Tidak Khusyuk

Menjawab pertanyaan ini beliau menukil pandangan adem dari salah seorang waliyullah yang setingkat dengan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani yaitu Abu Hasan as-Syadzili. Menurut mazhab Abu Hasan as-Syadzili, seseorang tidak boleh merasa pesimis atau merasa bersalah dalam beribadah. Dalam hal ini termasuk juga perasaan ragu yang menyelimuti perihal salat diterima atau tidak.

“Ciri khasnya mazhab Syadzili itu adalah orang itu tidak boleh merasa salah. Imam Syadzili itu punya murid alim namanya Abul Abbas al-Mursyi. Abul Abbas al-Mursyi punya murid alim namanya Ibnu Athaillah yang mengarang kitab Hikam. Jadi, cerminan mazhab Syadzili adalah apa yang ada dalam kitab Hikam,” kata Gus Baha dikutip dari kanal YouTube Santri Gayeng, Selasa (25/03/24).

Gus Baha lalu mencontohkan ucapan yang menunjukan rasa bersalah seseorang akan ibadah yang telah dilakukannya, yakni muncul keraguan perihal salat diterima atau tidak.

“Saya ini tidak tahu, sholatku diterima atau tidak? Menurut Mazhab Syadzili kalau kita ngomong seperti itu diamuk, syirik kamu kalau ngomong begitu,” kata Gus baha.

Larangan akan hal ini lantaran setan sudah merasa kesal jika ada orang yang masih mau sujud kepada Allah (sholat). Oleh sebab itu melaksanakan salat terlepas dari diterima atau tidak sudah sukses membuat setan kesal.

“Bagaimana juga setan sudah kesal sebab kamu mau sujud. Pokoknya kalau membuat setan kesal itu keren,” tandas Gus Baha.

Keberhasilan Seorang Muslim Mengalahkan Setan

Muslim Harus Optimis! Sholat Tidak Khusyuk Saja Punya Nilai yang Tinggi Kata Gus Baha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas