BERITA TERBARU HARI INI – Penyebaran Mpox di Indonesia, Pahami Gejala dan Langkah Pencegahan Cacar Monyet. Berdasarkan keterangan resmi dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyakit Mpox atau yang lebih dikenal sebagai cacar monyet telah menyebar di Indonesia. Kasus pertama Mpox di Indonesia dikonfirmasi pada Agustus 2022, menandai masuknya penyakit ini ke tanah air. Sejak saat itu, pihak berwenang telah melakukan berbagai upaya untuk memantau dan mengendalikan penyebaran virus ini.
Meskipun tingkat fatalitas Mpox jauh lebih rendah dibandingkan dengan COVID-19, yakni kurang dari 0,001% dari total kasus, penyakit ini tetap memerlukan perhatian dan kewaspadaan dari masyarakat. Penyebaran Mpox di Indonesia menjadi perhatian khusus mengingat karakteristik virus yang dapat menular dari hewan ke manusia dan antar manusia.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang Mpox di Indonesia, artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang penyakit ini, mulai dari gejala, cara penularan, hingga langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan.Simak penjelasan mengenai sebaran kasus cacar monyet seperti yang telah dirangkum berdasarkan data terkini dari Kementerian Kesehatan RI, Selasa (20/8/2024).
Apa Itu Mpox?
Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai monkeypox atau cacar monyet, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus, keluarga yang sama dengan virus yang menyebabkan cacar (smallpox). Meskipun namanya mengandung kata “monkey” (monyet), penyakit ini sebenarnya lebih umum ditemukan pada hewan pengerat di Afrika.
Mpox pertama kali ditemukan pada tahun 1958 pada sekelompok monyet yang sedang diteliti, namun kasus pertama pada manusia baru dilaporkan pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak saat itu, kasus Mpox telah dilaporkan di beberapa negara Afrika, terutama di wilayah Afrika Tengah dan Barat.
Kasus pertama Mpox di Indonesia dikonfirmasi pada Agustus 2022. Sejak saat itu, penyebaran penyakit ini terus dipantau oleh Kementerian Kesehatan RI. Per Agustus 2024, tercatat 88 kasus konfirmasi Mpox di Indonesia, dengan sebaran terbanyak di DKI Jakarta, diikuti oleh Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Kepulauan Riau.
Gejala Mpox
Gejala Mpox di Indonesia serupa dengan gejala yang dilaporkan di negara-negara lain. Penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala-gejala ini agar dapat melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat.
Gejala Awal
- Demam
- Sakit kepala hebat
- Nyeri otot
- Sakit punggung
- Lemas
- Pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak, atau selangkangan)
Gejala Lanjutan
Setelah 1-3 hari muncul gejala awal, penderita biasanya akan mengalami ruam atau lesi pada kulit. Perkembangan ruam ini meliputi:
- Bintik merah seperti cacar
- Lepuh berisi cairan bening
- Lepuh berisi nanah4. Keropeng
- Ruam biasanya muncul di wajah, telapak tangan, dan telapak kaki, namun juga bisa ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata.
Cara Penularan Mpox
Pemahaman tentang cara penularan Mpox sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini di Indonesia. Berikut adalah beberapa cara penularan Mpox yang perlu diketahui:
1. Kontak Langsung dengan Hewan Terinfeksi
Mpox dapat menular dari hewan ke manusia melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, terutama hewan pengerat dan primata. Ini termasuk kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi hewan yang terinfeksi.
2. Kontak Erat Antar Manusia
Penularan dari manusia ke manusia terjadi melalui kontak erat, termasuk:
- Kontak kulit ke kulit dengan ruam, keropeng, atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi
- Kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi seperti pakaian atau seprai
- Kontak melalui droplet pernapasan selama kontak tatap muka yang lama
3. Transmisi Vertikal
Virus dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke janin melalui plasenta.
4. Kontak Seksual
Meskipun Mpox bukan penyakit menular seksual, penularan dapat terjadi melalui kontak intim selama hubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi.
Diagnosis dan Pengobatan Mpox di Indonesia
Diagnosis Mpox di Indonesia dilakukan melalui beberapa tahap:
- Pemeriksaan gejala klinis
- Riwayat kontak dengan kasus suspek atau konfirmasi
- Pemeriksaan laboratorium, termasuk PCR dari sampel lesi kulit
Pengobatan
Saat ini, belum ada pengobatan spesifik untuk Mpox. Pengobatan yang diberikan bersifat simtomatik dan suportif, meliputi:
- Manajemen gejala seperti demam dan nyeri
- Pencegahan dan pengobatan infeksi sekunder
- Perawatan lesi kulit untuk mencegah komplikasi
Dalam kasus yang parah, terutama pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah, perawatan intensif mungkin diperlukan.
Pencegahan Mpox di Indonesia
Pencegahan menjadi kunci utama dalam mengendalikan penyebaran Mpox di Indonesia. Berikut beberapa langkah pencegahan yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan RI:
1. Menghindari Kontak dengan Hewan Berisiko
- Hindari kontak dengan hewan liar, terutama hewan pengerat dan primata di daerah endemik
- Pastikan daging hewan dimasak dengan matang sebelum dikonsumsi
2. Menjaga Kebersihan Personal
- Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol
- Hindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang belum dicuci
3. Menghindari Kontak Erat dengan Orang yang Terinfeksi
- Jaga jarak dengan orang yang menunjukkan gejala Mpox
- Hindari kontak langsung dengan lesi kulit atau benda-benda yang mungkin terkontaminasi
4. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
- Tenaga kesehatan dan orang yang merawat pasien Mpox harus menggunakan APD yang sesuai
- Gunakan masker dan sarung tangan saat berinteraksi dengan orang yang terinfeksi
5. Isolasi Bagi Penderita
- Individu yang terinfeksi Mpox harus mengisolasi diri hingga semua lesi kulit mengering dan terkelupas
- Hindari kontak fisik dengan orang lain selama masa isolasi